Selasa, 17 Mei 2011

Singgah Sebentar

Ada sebuah pesan yang mengabarkan  tentang wafatnya teman yang bertahun-tahun pernah bersama menimba ilmu di bangku kuliah beberapa dasawarsa yang lalu.Bersamaan dengan doa yang dipanjatkan semoga Amal jariah, Ilmu yang memberi manfaat kepada orang lain dan Anak shaleh yang mendoakan nya dapat diterima dan membantunya  mendapatkan tempat terbaik;Surga, di sisi Tuhan Maha Pengasih.
Dalam sekejap melintasi puluhan tahun masa lalu dalam tempo sepersekian detik gambaran masa-masa perkuliahan, diruang kelas, diskusi estetika diselasar,dan kuliah terbuka menggambar dihamparan lapangan rumput terbayang nyata seperti baru kemarin saja rasanya.

Terbersit dalam hati untuk apa manusia diciptakan dan ditempatkan di dunia ini dalam tempo yang ditentukan sampai dengan kematiannya. Untuk apa.... apakah sebagai tempat ujian kehidupan.
Dengan perenungkan , pemikiran tentang sesuatu dengan didampingi wahyu-wahyu sebagai aspek kebenaran, manusia dapat memahami baik dan buruk yang memungkinkan ia menjawab semua persoalan sehingga lulus atau tidaknya dalam ujian kehidupan seperti halnya dibangku perkuliahan. Tidak belajar dengan baik, absen diperkuliahan besar kemungkinan tidak lulus dan dihukum dengan mengulang disemester depan tapi ketidaklulusan dalam hidup didunia ngak bisa diulang dan tentunya ada hukumannya juga.

Sepertinya ini yang dikehendaki sang maha pencipta, manusia diciptakan didunia hanya untuk beribadah dan diuji. Agar mudah lulus dalam ujian ini manusia disuruh memahami tanda-tanda kekuasaanNya melalui fenomena semesta ,dengan peralatan laboratorium yaitu ilmu pengetahuan sebagai penguji kebenaran-kebenaran yang hasilnya dapat dipakai untuk meningkatkan kualitas amal ibadahnya dengan tujuan akhirnya mancari ridha-Nya, yang artinya lulus dari ujian-ujian kehidupan dunia dan mendapatkan gelar ahli surga abadi yang didambakan.

Minggu, 08 Mei 2011

Seni Kaligrafi Islam Di Indonesia

Kaligrafi dengan menggunakan Huruf Arab di Indonesia menjadi seni yang benar-benar baru karena tidak berpijak pada bentuk seni tradisi lokal dari masa sebelumnya, hal ini tidak berarti bahwa sebelumnya tidak ada tulisan, dari  bukti yang ada menunjukkan adanya berbagai aksara seperti aksara Bugis, aksara Jawa, aksara Sunda dan lainnya. yang dipakai terbatas untuk pemakaian praktis untuk prasasti, pengumuman , kitab-kitab sastra, kitab keagamaan. berbeda dengan kaligrafi Arab selain digunakan untuk keperluan praktis juga untuk estetik. Kaum muslim telah membuat kaligrafi tidak hanya untuk membentuk tulisan tangan yang indah tetapi juga untuk mendisiplinkan jiwa. Menarik sebuah garis dari kanan kekiri yang merupakan arah penulisan kaligrafi arab, bergerak dari pinggir menuju ke hati yang terletak di sebelah kiri tubuh. seorang kaligrafer menyadari bahwa dengan konsentrasi pada penulisan kata-kata dalam bentuk indah seakan -akan membawa kepingan jiwa yang tercerai berai kembali bersatu kepusatnya ini merupakan sisi spritualitas kaligrafi. Dari segi pemakaian jelas perbedaan antara aksara Arab dan aksara yang dipakai di Indonesia. Karakteristik yang lain adalah adanya pertautan antara aksara Arab dan Agama Islam,sebagai contoh ragam hias dan motif dari era seni Hindu dibubuhkan tulisan Arab dianggap sebagai Seni islam.

Berbeda dengan huruf Palawa  yang datang dari India, pemakaiannya terbatas hanya dikalangan golongan agama dan bangsawan. Huruf Arab tersebar disemua lapisan masyarakat bahkan huruf ini diadopsi dan dipergunakan dalam pemakaian bahasa Melayu dan bahasa lainnya yang dikenal dengan tulisan Pegon atau dikenal dengan tulisan Arab Melayu. Naskah-naskah yang berhuruf arab ini sudah ditemukan pada abad ke14 pemakaiannya sudah meluas dimana -mana tetapi naskah-naskah Islam banyak juga yang ditulis dengan aksara jawa,sunda, bugis sehingga terlihat bahwa antara aksara arab dan aksara nusantara tetap hidup berdampingan. Berbeda dengan huruf arab dibelahan dunia lain ,di Indonesia kaligrafi tidak berkembang mungkin karena pemakaiannya baru pada membaca saja belum pada tulisan indah walaupun ada juga kaligrafi yang dibuat di Indonesia. seperti kaligrafi Islam yang dibuat pada kertas,kain, kaligrafi yang diukir, kaligrafi pada kaca.

kaligrafi pada kertas berkaiatan dengan Al Ouran yang ditulis tangan dengan jenis tulisan khat Naskhi dan khath Thuluth, dengan ubahan yang disebut khat Hindi. Setelah terdapatnya Al Quran yang dicetak diperkirakan awal abad 20 secara tidak langsung mengurangi jumlah ahli-ahli kaligrafi, sehingga menjadi langka. Aksara arab ini juga dipakai untuk menulis hikayat, cerita dan lainya yang umumnya memperlihatkan persamaan dengan gaya Khath Farisi. Huruf arab melayu banyak digunakan untuk surat-menyurat antara kesultanan Islam indonesia dengan Portugis,Inggris,Belanda. Selain pada kertas ada juga yang dibuat pada kain dengan teknik membatik, tentu saja untuk keperluan khusus sebagai ikat kepala ,bendera yang pada saat ini menjadi media ekspresi seperti lukisan batik.

Tulisan yang diukir dikenal sebagai epigrafi di indonesia dibagi 2 yaitu tulisan yang diukir pada nisan dan yang diukir pada kayu sebagai hiasan. Kaligrafi arab pada nisan telah ditemukan dari abad 11 di leran,Gresik berasal dari makam Fatimah Binti Maimun dengan tulisan khath kufah. Kaligrafi pada nisan adalah yang terbanyak ditemukan di Indonesia sehingga dapat dibagi 2 jenis. Jenis pertama yang memperlihatkan pengenalan mendalam terhadap corak kaligrafi seperti khath Thuluth, Kufah  yang berasal dari Gujarat ,India seperti yang terdapat di Samudra Pasai ,makam putri Nahrisah(abad 15) dan makam Maulana malik Ibrahim,Gresik (abad 15). Jenis kedua seniman ukir nisan kurang atau tidak mengenal gaya kaligrafi Islam seperti Makam islam Tralaya,Trowulan bekas ibukota Majapahit,membuktikan bahwa pada masa majapahit telah hidup masyarakat Islam.selain nisan ukiran kaligrafi juga dibuat pada kayu yang diukir pada bagian atas pintu, mimbar, mihrab.Ukiran pada kayu lebih bebas dan menunjukkan perpaduan antara pra islam dan Islam.
Kaligrafi arab pada kaca berbentuk Semar

Lukisan kaca dengan tema kaligrafi arab,terdapat di jawa timur,jawa tengah,madura,sumatra barat,yang paling menarik adalah lukisan kaligrafi kaca cirebon dimana tema -tema pra islam masih dipakai sampai saat ini seperti tema wayang, binatang khayal. Islamisasi di Indonesia berjalan dengan damai sehingga bentuk tokoh masa pra islam dapat digambarkan untuk tema-tema keIslaman misal bentuk ganesha yang bertuliskan syahadat. selain itu ada juga menggambarkan macan dikenal sebagai macan ali ada juga yang berbentuk kabah.

Kaligrafi di Indonesia pada masa lalu jarang diterapkan dimasjid tetapi sekarang masjid yang baru dibangun banyak sekali menerapkan kaligrafi islam sebagai dekorasi. Perkembangan kaligrafi tidak hanya sampai masjid saja tetapi kini banyak dijadikan tema-tema lukisan modern yang dikenal sebagai lukisan kaligrafi.